Our Blog

Observasi Orang Lain Menggunakan Remote Control TV

Pendahuluan
Secara umum yang digunakan ada dua jenis remote control: inframerah
(infrared = IR), dan frekuensi radio (radio frequency = RF).
Remote control IR bekerja dengan mengirimkan gelombang inframerah ke perangkat elektronik, sementara remote control RF bekerja dengan cara yang sama namun menggunakan gelombang radio.
Diantara persamaan tersebut perbedaan terbesar antara keduanya adalah peripheral jangkauan. Remote IR dapat bekerja dengan baik jika tidak ada penghalang dengan jarak jangkauan 9.14 meter. Di sisi lain, remote control RF dapat melalui dinding dengan jangkauan sekiar 30.24 meter.
Sehubung dengan remote control yang saya observsi maka akan dijelaskan penggunaan dengan menggunakan remote control IR. Remote control yang berisi papan sircuit internal, prosesor, dan satu atau dua Light Emiting Dioda (LED). Ketika menekan tombol, remote mengirimkan kode yang sesuai dengan prangkat penerima. Pada dasarnya hampir sama dengan kedipan  sinyal SOS, bedanya remote control mengirimkan serangkaian kode 1 dan 0 menyerupai biner seperti konsep pada system digital. Angka 1 diawali oleh pancaran gelombang dalam waktu lama, sedangkan 0 merupakan pancaran yang lebih singkat.
Penerima pada perangkat elektronik ini lantas menerjemahkan kode digital ini untuk mengaktifkan fungsi yang dimaksudkan. Beberapa jenis remote control bisa sangat sulit, membutuhkan pengguna untuk mengarahkan langsung ke perangkat elektronik. Hal ini disebabkan pancaran inframerah yang lemah. Masalah ini mungkin dapat diatasi dengan mengganti baterai yang baru.
Namun masalah dapat juga disebabkan oleh pemancar yang memang lemah dalam mengirim sinyal. Untuk mengatasi ini, banyak produsen yang memproduksi remote control dengan LED ganda.
Pada materi ini saya akan menelaskan televisi dengan menggunakan remote, televisi bermerk sharp dengan remote control GA872SB tersebut mempunyai karakteristik hampir sama dengan remote control lainya terdapat sebuah tombol berbahan karet yang lembut dengan desain yang unik tidak terlalu panjang dan simple digunakan oleh user dari mulai pencarian channel baru respon sensitive sensor pada remote untuk menganturan chanel atau operasi lainya tidak perlu mendekatkanya terlalu dekat atau di fokuskan terlalu focus.

Metode Observasi
Pada obsevasi ini kami melakukan penelitian terhadap pengguna remote control yang dapat dibilang sudah berumur 50an. Dan terkadang tools yang ada pada remote control membuat mereka bingung meskipun terkadang mereka sebelumnya sudah dapat melakukanya kemudian keesokan harinya mereka lupa. Menurut mereka desain pada remote sudah mendukung dengan tombol yang soft dan sensitifitas yang tinggi hanya saja sebagian besar yang kami perhatikan adalah  mereka tidak dapat melakukan pencarian channel mengkonfigurasikan contras, warna, dan tata letak gambar agar terlihat dinamis.

Mereka sebagai pengguna hanya dapat mengetahui cara mengganti channel, mematikan televisi, membesarkan/mengecilkan volume suara, mengganti video untuk mode dvd player. Tetapi mereka tidak dapat mengetahui cara untuk memberikan contras warna pada televisi agar terlihat lebih jernih, mencari channel baru, mengatur equalizer, dan mengunci agar channel tidak dapat di ubah.

Pada remote televisi yang kami deskripsikan ini mereka tidak menyinggung masalah pada desain, tombol, dan tingkat sensitifitas. Hanya saja untuk tipe remote ini kelemahannya adalah pada bahasa hanya terdapat 1 bahasa yaitu English sedangkan untuk karakteristik pengguna ini lebih senang menggunakan bahasa Indonesia pada pengaturan remote control.


Hasil Observasi
Pada observasi ini kami sebagai peneliti dapat menemukan apa-apa yang mereka butuhkan dalam sebuah remote control dan kami mengetahui pada remote control apapun terdapat sebuah kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Pada user yang telah kami amati adalah tipe user yang tidak suka ribet dalam penggunaan sebuah device mereka menginginkan cara yang simple mudah di ingat dan mudah dimengerti. Sebuah kebiasaan akan membuat kita selalu ingat akan prosedurnya contohnya seseorang yang menggunakan remote lebih sering melakukan pembesaran/pengecilan volume daripada mengatur kejernihan televisi ataupun mencari channel baru.

Sebagai peneliti kami mendapatkan sebuah kasus yang harus kami teliti dan ketahui mengenai apa-apa yang ada pada suatu system tersebut mencari kekurangan untuk disempurnakan demi kemajuan teknologi yang ada agar teknologi semakin canggih, karena tanpa adanya penelitian tidak akan pernah kita dapatkan sebuah masalah dalam suatu hal. Tanpa ada penelitian tidak aka nada teknologi atau hal baru dalam hidup kita dan tanpa adanya penelitian tidak akan ada suatu pengembangan teknologi yang semakin canggih.


Analisa
Pada analisa ini kami menemukan beberapa problem yaitu:
-Bahasa yang digunakan pada pengaturan remote
-Cara pengaturan tampilan
-Cara pencarian channel baru
Kami menemukan sebuah masalah berdasarkan apa yang telah kami teliti yaitu berupa pertama adalah bahasa karna dari user yang telah saya teliti mereka adalah orang yang berumur yang mayoritas untuk berfikir aga lama mestinya pada remote control di tambahkan bahasa Indonesia agar memudahkan pengguna dalam cara pengoprasian device.
Kedua adalah cara pengaturan tampilan pada tipe remote yang saya teliti aga sedikit rumit karna bahasa English yang sulit dimengerti dan tombol jadi satu  sehingga pemilihanya rumit dan terkadang tidak sesuai yang kita inginkan. Cara mengatasi ini dengan cara memberikan tombol khusus untuk mengatur tampilan dan di design semudah mungkin agar dapat dimengerti dengan cepat.
Ketiga terletak pada pencarian channel baru yang sulit, kita harus mencarinya terlebih dahulu channel yang kita inginkan lalu kita catat gelombang frekuensinya lalu di tetapkan pada urutan berdasarkan nomor yang kita inginkan. Itu sangat rumit bagi seorang pengguna apalagi pengguna yang kurang memahami teknologi. Harusnya di design dengan cara pertama kita cari channel stelah dapat kita langsung dapat menentukan untuk di letakan pada nomor yang kita inginkan begitupun seterusnya.

Dengan adanya pengembangan seperti itu maka user akan lebih mudah dalam pengoprasian remote control. Sebenarnya dapat kita ketahui bahwa remote control adalah suatu device yang dapat menendalikan suatu prangkatnya. Pada remote control harus kita ketahui penggunaanya yaitu menggunakan konsep pada suatu system digital yaitu encoder yang merubah bilangan decimal menjadi bilangan biner, system encoder dinamicnya dijalankan dengan cara memindai atau menscan sandi yang dipilih sebanyak ribuan kali dalam 1 detik.
Setelah itu data dimodulasi untuk dikirim atau di transmisikan, setelah dimodulasikan kemudian data dikirim melalui penyangga (buffer) keluaran. Isyarat pulsa yang telah disandi (encoded), ditransmisikan dalam bentuk pulsa-pulsa sinar inframerah (Infra Red). Sinar infra red di hasilkan oleh diode IR2 dan IR2, transistor  NPN 2SD 545 berfungsi sebagai penguat arus supaya sinar yang dipancarkan dapat mencapai jarak yan jauh.
Sinar infra merah ini kemudian akan diterima oleh foto diode yang mampu bekerja dengan kecepatan switching hingg lebih dri mikro detik. Setelah diterima oleh fotodioada akan diteruskan ke penguat awal (pre-amp) karena kasih sangat lemah. Dari penguat wal ini kemudian pulsa diumpankan ke sebuah penguat operasional (op-amp).
Seringkali, pulsa-pulsa cahaya di dalam perambatannya mengalami efek fading menyebabkan tegangan isyarat yang diterima tak stabil harganya. Untuk mengatasi masalah ini maka ditambahkanlah rangkaian penguat otomatis sederhana. Setelah memasuki rangkaian AGC, pulsa-pulsa kemudian dimasukan ke bagian penerima IC decoder. Di dalam penerima tersebut pulsa-pulsa akan diproses akan disalurkan.

Greentea Day Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.